Ladder Diagram dan Logika Dasar Pemrograman PLC
Ladder Diagram dan Logika Dasar Pemrograman PLC
Artikel ini membahas tentang logika dasar pemrograman
PLC dengan menggunakan bahasa ladder diagram. Kami tidak akan membahas semua
bahasa pemrograman dalam artikel ini. Jika anda bertanya bahasa apa yang paling
sering dipakai untuk pemrograman PLC, tiap orang mungkin akan berbeda-beda,
tapi khusus kami bisa menjawab ladder diagram. Bahasa ini yang paling umum
dipakai di PLC dan hamper selalu ada pada semua jenis PLC. Perlu anda ketahui
bahwa beberapa PLC dapat diprogram dengan lebih dari 1 bahasa pemrograman. Lalu
kenapa ladder paling banyak digunakan? Membuat program dengan ladder tidak jauh
berbeda dengan merangkai instalasi listrik. Kami pikir instalasi listrik adalah
materi paling dasar yang hampir dimiliki oleh semua yang terjun di bidang
kelistrikan, bahkan beberapa mekanik. Lulusan SMK pun bisa memrogram PLC
asalkan tahu tentang instalasi listrik.
Diagram Ladder atau diagram tangga adalah skema khusus
yang biasa digunakan untuk mendokumentasikan sistem logika kontrol di
lingkungan industri. Disebut “tangga” karena mereka menyerupai tangga, dengan
dua rel vertikal kanan – kiri (power supply) dan banyak “anak tangga” (garis
horizontal) yang mewakili rangkaian kontrol.
Anda bisa melihat gambar di atas yang menampilkan
bagaimana sebuah rangkaian listrik sederhana ditulis menggunakan diagram
ladder. Gambar (a) sebelah kiri menunjukkan rangkaian untuk menyalakan atau
mematikan sebuah motor listrik. Kita dapat menggambar ulang rangkaian pada
gambar kiri ini dengan cara yang berbeda, yaitu menggunakan dua garis vertikal
untuk mewakili rel daya input dan menambahkan kontak dan relay di antara
mereka. Gambar (b) sebelah kanan menunjukkan hasilnya. Kedua sirkuit memiliki
saklar seri dengan relay yang akan mengkatifkan motor saat saklar ditutup. Jika
terdapat belasan atau puluhan rangkaian seperti ini, maka akan lebih jelas
menggambarkan menyerupai tangga.
Untuk menggambar
ladder ada beberapa hal yang menjadi acuan dasar, di antaranya adalah sebagai
berikut:
- Pada
diagram ladder, garis vertikal sebelah kiri bisa kita analogikan sebagai
sisi positif dari sumber tegangan, sedangkan garis vertikal sebelah kanan
adalah sisi negative dari sumber tegangan. Arus listrik akan mengalir dari
kiri ke kanan melalui rangkaian logika pada setiap baris.
- Setiap
baris mewakili satu rangkaian logika proses control.
- Cara
membaca diagram ini adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
- Saat
PLC diaktifkan, proses scanning berkerja pada semua baris program sampai
selesai. Dimulai dari kiri ke kanan baris paling atas, lalu turun ke baris
di bawahnya kemudian dilanjutkan dari kiri ke kanan seterusnya hingga
ujung kanan baris terbawah. Proses ini sering disebut dengan cycle dan
waktu yang diperlukan untuk 1 kali proses adalah cycle time atau scan
time.
- Setiap
baris umumnya harus dimulai dengan input dan diakhiri setidaknya oleh 1
buah output. Seperti yang sudah kita bahasa pada artikel – artikel
sebelumnya, input yang akan memberi perintah pada PLC melalui kontak,
sedangkan output memberi perintah/mengendalikan perangkat yang dihubungkan
pada PLC.
- Input
dan output diidentifikasi berdasarkan alamatnya, setiap penamaan alamat
tergantung dari produsen PLC. Alamat ini yang akan digunakan sebagai
penyimpanan kondisi pada memori PLC.
- Beberapa
kontak dapat muncul lebih dari satu kali pada baris – baris berbeda,
mereka akan aktif secara bersamaan jika memiliki alamat yang sama. Tetapi
tidak demikian dengan output atau relay yang disebelah kiri. Mereka hanya
boleh ditulis 1 kali.
Gambar di bawah adalah alur
pembacaan program PLC pada program yang telah dibuat.
Dalam dunia
kendali, Ladder Diagram sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Ladder Diagram
adalah metoda pemrograman yang umum digunakan pada PLC. Ladder Diagram
merupakan tiruan dari logika yang diaplikasikan langsung oleh relay. Ladder
Diagram banyak mengurangi kerumitan yang dihadapi oleh teknisi untuk
menyelesaikan tujuannya. Tapi bagaimanakah Ladder Diagram itu bekerja? atau
dengan kata lain, bagaimana sebenarnya representasi dari Ladder Diagram itu
sehingga bisa menyusun logika-logika boolean?
Sebelum
membahas ke permasalahan utama, ada baiknya kita mengerti dulu apa itu relay.
Relay adalah peralatan sederhana yang menggunakan medan magnetik untuk
mengontrol saklar, seperti pada gambar berikut.
Ketika
tegangan diberikan pada masukan koil, arus yang tercipta menghasilkan medan
magnetik. Medan inilah yang akan menarik saklar metal ke arahnya dan akan
menyentuh bagian saklar yang lain. Akibat dari mekanisme ini adalah rangkaian
yang sebelumnya rangkaian terbuka menjadi rangkaian tertutup. Sifat relay yang
seperti ini (menjadi rangkaian tertutup setelah diberikan tegangan) disebut
dengan normally open. Dengan demikian, normally closed relay adalah relay yang
akan menjadi rangkaian terbuka setelah diberikan tegangan. Umumnya, relay
digambarkan oleh diagram skematik menggunakan sebuah lingkaran yang
menggambarkan koil masukan. Kontak output ditunjukkan oleh dua garis paralel.
Kontak normally open digambarkan dengan 2 garis dan akan terbuka
(non-conducting) apabila tidak diberikan energi. Normally closed adalah yang
sebaliknya dan digambarkan oleh dua garis dengan garis diagonal yang memotong
kedua garis tersebut. Saat tidak diberikan energi, keadaan relay adalah
tertutup (conducting).
Relay
digunakan agar keadaan satu sumber (terbuka atau tertutup) energi dapat
mengatur keadaan sumber energi (terbuka atau tertutup) lainnya yang biasanya
memiliki arus yang lebih besar dan kedua sumber energi ini saling terisolasi
satu sama lain (tidak terhubung secara langsung). Relay merupakan komponen
utama dalam PLC. Contoh sederhana dari penggunaan relay ditunjukkan oleh gambar
berikut.
Pada sistem
ini, relay pertama pada gambar kiri bersifat normally closed dan akan
mengalirkan arus terus hingga terdapat tegangan yang diaplikasikan pada relay
ini (input A). Relay kedua adalah normally open dan tidak akan mengalirkan arus
sampai ada tegangan yang diaplikasikan ke relay ini (input B). Jika arus
mengalir pada kedua relay yang pertama, maka arus juga akan mengalir pada relay
ketiga dan akan menutup saklar pada output C. Rangkaian seperti ini umum digambarkan
pada skematik Ladder Diagram pada gambar tersebut. Secara logika, diagram ini
dapat dibaca sebagai berikut: C akan “on” ketika A “off” dan B “on”.
Dalam logika
Boolean dirumuskan sebagai C = A’.B
Gambar
berikut ini merupakan contoh yang lebih kompleks pada aplikasi dalam PLC,
dengan 2 buah tombol pada input.
Dasar Bahasa Ladder
Sebuah diagram tangga atau Iadder diagram terdiri dari sebuah garis menurun
ke bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan. Garis yang ada
di sebelah sisi kiri disebut sebagai palang bis (bus bar), sedangkan
garis-garis cabang (the branching lines) adalah baris instruksi atau anak
tangga. Sepanjang garis instruksi ditempatkan berbagai macam kondisi yang
terhubungkan ke instruksi lain di sisi kanan. Kombinasi logika dari
kondisi-kondisi tersebut menyatakan kapan dan bagaimana instruksi yang ada di
sisi kanan tersebut dikerjakan.
Sebagaimana ditunjukkan pada gambar diatas tersebut, sepanjang garis
instruksi bisa bercabang-cabang lagi kemudian bergabung lagi. Garis-garis
pasangan vertikal (seperti lambang kapasitor) itulah yang disebut kondisi.
Pasangan garis vertikal yang tidak ada garis diagonalnya disebut sebagai Normal
Terbuka – Normally Open atau NO serta terkait dengan instruksi LOAD (LD), AND
atau OR. Sedangkan pasangan garis vertikal yang ada garis diagonal-nya
dinamakan Normal Tertutup – Normally Close atau NC serta terkait dengan
instruksi-instruksi LD NOT, AND NOT atau OR NOT. Angka-angka yang terdapat pada
masing-masing kondisi di gambar 1 tersebut merupakan bit operan instruksi.
Status bit yang berkaitan dengan masing-masing kondisi tersebut yang menentukan
kondisi eksekusi dari instruksi berikutnya.
KONTAK DAN
RELAY PADA LADDER DIAGRAM
Kontak umumnya berfungsi sebagai penyambung atau pemutus
arus listrik. Seperti halnya saklar, Kontak memiliki 2 kondisi utama, yaitu NO
(Normally Open) dan NC (Normally Closed). Kontak NO dalam kondisi belum
diaktifkan dalam keadaan terbuka, sedang NC dalam keadaan tertutup. Dalam
progam PLC dengan Ladder diagram, kontak sebagai penyambung atau pemutus logika
program ke sisi sebelah kanannya.
Coil/Relay pada Ladder secara umum sama dengan relay fisik yang
telah kita bahas pada komponen kendali industry. Dalam program PLC, relay
umumnya disimbolkan dengan bentuk bulatan. Contoh kontak dan relay dalam diagram
Ladder adalah sebagai berikut:
Gambar di atas adalah kontak dari Input dengan alamat
0.00 yang digunakan untuk mengendalikan relay 1.00 dan 1.01. Baris pertama
adalah kontak NO sedangkan baris kedua adalah Kontak NC. Dalam kondisi Input
belum diaktifkan, kontak NC sudah tersambung sehingga menyalakan relay 1.01.
Saat Input diaktifkan, maka yang terjadi adalah :
Saat ini Relay 1.00 aktif karena Kontak 0.00
diaktifkan. Dari gambar dapat diketahui apabila relay dengan nama tertentu dikatifkan,
maka semua kontak dengan nama yang sama akan aktif, dalam hal ini semua kontak
pada relay 1.00 akan aktif.
LOGIKA DASAR
PEMROGRAMAN PLC
Ada banyak kondisi pengendalian yang menyaratkan
beberapa keadaan yang harus dipenuhi, sehingga kondisi output – output tertentu
dapat aktif sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai contoh, untuk mesin bor
otomatis, mungkin ada kondisi bahwa motor bor hanya dapat diaktifkan bila limit
switch tertekan yang menunjukkan adanya benda kerja dan posisi bor sebagai pada
permukaan benda kerja. Situasi semacam ini akan melibatkan logika DAN sebagai
fungsi logika, dimana kondisi A dan kondisi B keduanya terpenuhi sehingga
output dapat diaktifkan. Bagian ini akan membahas tentang logika – logika
tersebut.
Logika DAN (AND)
Gambar di bawah menunjukkan bahwa output tidak dapat
diaktifkan kecuali kedua kontak aktif. Kombinasi kontak semacam ini disebut
dengan logika DAN atau AND Logic. Dengan demikian, jika hanya salah satu input
A atau B saja yang aktif, maka output tidak akan menyala.
Salah satu contoh penerapan logika dasar pemrograman
PLC ini adalah pada pengoperasian beberapa mesin industry misalnya pada proses
stamping produk. Saat akan melakukan stamping, operator harus menekan 2 tombol
yang berada di dekat tangan kanan dan kirinya, sehingga dapat dihindari
kecelakaan kerja.
Logika ATAU
(OR)
Gambar di bawah menunjukkan bahwa output dapat
diaktifkan hanya dengan mengaktifkan salah satu kontak saja, baik A mapun B.
Kombinasi kontak semacam ini disebut dengan logika ATAU atau OR Logic.
Contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC ini
adalah pada pengoperasian motor konveyor, motor dapat diaktifkan dari beberapa
tempat dengan menggunakan beberapa tombol berbeda. Karena fungsinya ini lah
logika ATAU sering disebut sebagai logika alternative.
Logika TIDAK (NOT)
Perhatikan gambar di bawah. Sebelum kontak A ditekan,
output sudah menyala. Namun sebaliknya saat kontak A ditekan, output akan mati.
Logika ini disebut dengan TIDAK atau NOT Logic. Logika ini sering digunakan
untuk memutus aliran arus listrik atau digunakan sebagai instruksi OFF.
Tiga logika dasar pemrograman PLC ini yang untuk
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar membuat program di PLC. Secara umum
PLC memiliki metode logika yang sama, apa pun yang membedakan adalah tentang
notasi pengalamatannya. Instruksi dan fitur dalam pemrograman PLC akan dibahas
lebih lanjut pada artikel berikutnya.
Sangat bermanfaat, pacu terus industrial automation
BalasHapusKlik PLC OMRON